PRINSIP
PEWARISAN SIFAT MENURUT MENDEL
Hereditas berarti pewarisan sifat-sifat genetik dari
orang tua kepada anak. Ilmu yang mempelajari tentang hereditas disebut
GENETIKA.
Mendel adalah nama tokoh genetika yang diakui sebagai
penemu hukum-hukum hereditas atau pewarisan sifat menurun. Menurut Mendel,
sifat menurun dibawa oleh faktor penentu (yang sekarang disebut dengan istilah
gen) dan ditentukan oleh separuh dari induk jantan (spermatozoon) dan separuh
dari induk betina (ovum).
Menurut Mendel,
pada perkawinan , induk jantan dan induk betina disebut parental dan disimbolkan dengan huruf P. Hasil persilangan parental
disebut anak (Filial) dan
disimbolkan dengan huruf F.
Persilangan induk galur murni dengan galur murni disebut
P1, dan filialnya disebut F1. Persilangan induk galur murni jantan F1 dengan
individu betina F1 secara acak disebut P2, sedang filialnya disebut F2 dan
seterusnya. Galur murni selalu bergenotif homozigot
dan disimbolkan dengan dua huruf yang sama, huruf capital semua atau huruf
kecil semua. Misalnya BB (untuk symbol dominant) atau bb (untuk sifat resesif).
Genotif ialah sifat yang tidak tampak yang ditentukan oleh
pasangan gen atau susunan gen dalam individu yang menentukan sifat yang tampak.
Sifat yang tampak dari luar atau sifat keturunan yang dapat kita amati disebut fenotif. Contoh : sifat warna bulu biru
pada ayam adalah fenotip, disimbolkan BB, maka BB adalah genotif.
Genotif homozigot BB kita sebut homozigot dominan, sedangkan bb adalah homozigot resesif. B dengan b merupakan pasangan gen yang disebut
alel. Menurut letaknya, alel adalah gen-gen yang terletak pada lokus yang
bersesuaian dari kromosom homolog. Sedangkan jika dilihat dari pengaruh gen
pada fenotip, alel adalah anggota dari sepasang gen yang memiliki pengaruh
berlawanan, misalnya: B menentukan sifat warna biru pada bulu ayam, sedang b
tidak biru, maka B dan b merupakan alel.
Jika genotif suatu individu terdiri dari pasangan alel
yang tidak sama, disebut genotif hereterozigot. Sedangkan jika
genotif terdiri dari pasangan alel yang sama disebut genotif homozigot.
1.
MONOHIBRID
Monohibrid atau monohibridisasi ialah suatu persilangan
pembastaran dengan satu sifat beda. Monohibrid pada percobaan Mendel adalah
persilangan antara ercis tinggi dan ercis berbatang pendek. Untuk mengetahui
bahwa suatu gen bersifat dominan maka harus dilakukan monohibridisasi antara
individu yang memiliki sifat gen tersebut dengan sifat kontrasnya (alelnya)
yang sama-sama bergalur murni . Jika fenotif F1 sama dengan sifat gen yang
diuji tadi, berarti jelaslah bawah sifat itulah yang dominan.
Perhatikan diagram monohibrid antara ercis berbatang
tinggi dengan ercis bertang pendek sebagai berikut.
Parental (P1)
: ♂ TT (tinggi) >< ♀ tt (pendek)
Gamet : T t
Filial 1 :
Tt (tinggi)
Bila F1 disilangkan dengan sesamanya (F1) maka :
♂Tt
(tinggi) >< ♀Tt (tinggi)
Gamet:
T, t T,t
Pada F2
|
T
|
t
|
T
|
TT (tinggi)
|
Tt (tinggi)
|
t
|
Tt (tinggi)
|
tt (pendek)
|
Keterangan:
T: merupakan simbol untuk gen yang menentukan batang
tinggi
t: merupakan simbol untuk gen yang menentukan batang
pendek
Dengan membuat tabel seperti di bawah ini, dapat kita
ketahui bahwa sifat batang tinggi (T) dominan terhadap sifat batang pendek (t).
Fenotif
|
Genotif
|
Jumlah genotif
|
Perbandingan Fenotif
|
Tinggi
Pendek
|
TT
Tt
Tt
|
1
2
1
|
3
1
|
Jika kita amati pada pembentukan gamet dari tanaman
heterozigot (F1) ternyata ada pemisahan
alel sehingga ada gamet dengan alel T dan ada gamet dengan alel t. Prinsip
pembentukan gamet pada genotip induk yang heterozigot dengan pemisahan alel
tersebut dikenal dengan Hukum 1 Mendel
yang disebut Hukum segregasi (pemisahan)
secara bebas.
Jika sifat gen dominan tidak penuh (intermediat), maka
fenotif individu F1 tidak seperti salah satu fenotif induk galur murni,
melainkan mempunyai sifat fenotif diantara kedua induknya. Demikian pula
perbandingan fenotif F2-nya tidak 3 : 1, melainkan 1 : 2 : 1, sama dengan
perbandingan genotif F2-nya. Contoh persilangan antara Mirabilis jalapa merah galur murni (MM) dengan tanaman bungan Mirabilis Jalapa putih galur murni
(mm). Buatlah diagram persilangannya!
2.
DIHIBRID
Dihibrid atau dihibridisasi ialah suatu persilangan
(pembastaran) dengan dua sifat beda. Untuk membuktikan Hukum II Mendel yang
dikenal dengan Prinsip berpasang-pasangan
secara bebas, Mendel melakukan eksperimen dengan membastarkan tanaman Pisum
sativum bergalur murni berbiji kisut, berwarna hijau. Gen B (bulat )
dominan terhadap b (kisut), dan K (kuning) dominan terhadap k (hijau) sebagai
berikut.
Skema persilangan
P1 : BBKK (bulat, kuning) >< bbkk (keriput hijau)
Gamet: BK bk
F1: BbKk (bulat kuning)
Jika F1 disilangkan dengan sesamanya,
BbKk (bulat
kuning >< BbKk (bulat kuning)
Gamet: BK, Bk, bK, dan bk BK, Bk, bK, dan bk
F2:
|
BK
|
Bk
|
bK
|
bk
|
BK
|
BBKK 1
|
BBKk 2
|
BbKK 3
|
BbKk 4
|
Bk
|
BBKk 5
|
BBkk 6
|
BbKk 7
|
Bbkk 8
|
bK
|
BbKK 9
|
BbKk 10
|
bbKK 11
|
bbKk 12
|
bk
|
BbKk 13
|
Bbkk 14
|
bbKk 15
|
bbkk 16
|
Fenotif pada F2:
a.
bulat,
kuning : No. 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 13
b.
Bulat,
hijau: No. 6, 8, 14
c.
Kisut
kuning: No. 11, 12, 15
d.
Kisut
hijau: No. 16
Rasio Fenotif:
Bulat kuning : bulat hijau : kisut kuning : kisut hijau
= 9 : 3 : 3 :1
Rasio Genotif:
BBKK : BBKk : BbKK : BbKk : BBkk : Bbkk : bbKK : bbKk :
bbkk = 1 : 2 : 2 : 4 : 1 : 1 : 2 : 2 : 1
Jika prinsip-prinsip Mendel tersebut kita jadikan 4
prinsip, maka dapat kita simpulkan sebagai berikut:
· Prinsip
hereditas : menyatakan bahwa pewarisan
sifat-sifat organisme dikendalikan oleh faktor menurun (gen). Setiap individu
yang berkembang dari zigot merupakan hasil dari persatuan gamet-gamet, yaitu
gamet jantan (spermatozoon ) dan gamet betina (ovum). Melalui gamet –gamet
inilah informasi genetik dari kedua orang tua (induk) diturunkan kepada
individu yang dibentuknya.
· Prinsip
segregasi bebas: pada pembentukan gamet,
pasangan gen memisah secara bebas sehingga tiap gamet mendapatkan salah satu
gen dari pasangan alel tadi.
· Prinsip
berpasangan bebas: pada pembuahan (fertilisasi), gen-gen dari gamet jantan
maupun gen-gen dari gamet betina akan berpasangan secara bebas.
· Prinsip
dominansi penuh atau tidak penuh (intermediat): fenotip (pengaruh) gen dominan akan terlihat menutupi
pengaruh gen resesif. Sedangkan pada prinsip dominasi tidak penuh fenotip gen
pada individu heterozigot berada di antara pengaruh kedua alel gen yang
menyusunnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar