Rabu, 17 Februari 2016

Silikosis

sumber : saulusp.files.wordpress.com
Latar Belakang
Penyakit Akibat Kerja dan Kecelakaan Kerja di kalangan petugas kesehatan.Dalam undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya.

Penyakit akibat kerja merupakan salah satu dampak dari tidak terkendalinya lingkungan kerja, maka untuk menanggulangi dampak seperti ini di lingkungan kerja, untuk itu perusahaan harus menerapkan hygiene perusahaan.

hyperkes yaitu menyangkut masalah kesehatan kerja yang meliputi, bagaimana cara bekerja sehat didalam suatu perusahaan yang penuh dengan polusi-polusi, baik polusi fisik, polusi biologis, polusi psikis maupun polusi ergonomis .

Pengertian
Silikosis (Silicosis) adalah suatu penyakit saluran pernafasan akibat menghirup debu silika, yang menyebabkan peradangan dan pembentukan jaringan parut pada paru-paru.
Terdapat 3 jenis silikosis:
1.   Silikosis kronis simplek, terjadi akibat pemaparan sejumlah kecil debu silika dalam jangka panjang (lebih dari 20 tahun). Nodul-nodul peradangan kronis dan jaringan parut akibat silika terbentuk di paru-paru dan kelenjar getah bening dada.
2.   Silikosis akselerata, terjadi setelah terpapar oleh sejumlah silika yang lebih banyak selama waktu yang lebih pendek (4-8 tahun). Peradangan, pembentukan jaringan parut dan gejala-gejalanya terjadi lebih cepat.
3.   Silikosis akut, terjadi akibat pemaparan silikosis dalam jumlah yang sangat besar,dalam waktu yang lebih pendek. Paru-paru sangat meradang dan terisi oleh cairan, sehingga timbul sesak nafas yang hebat dan kadar oksigen darah yang rendah.

Gejala
-  tidak memiliki masalah pernafasan, tetapi mereka bisa menderita batuk berdahak
- mengalami iritasi (bronkitis).
- sesak nafas hanya terjadi pada saat melakukan aktivitas
- Keluhan pernafasan bisa memburuk dalam waktu 2-5 tahun
- Kerusakan di paru-paru bisa mengenai jantung dan menyebabkan gagal jantung

Gejala tambahan yang mungkin ditemukan, terutama pada silikosis akut:
- demam
- batuk
- penurunan berat badan
- gangguan pernafasan yang berat.

Faktor pembawa
    Seseorang yang menghirup debu silika selama beberapa tahun akan mengalami silikosis. Silika merupakan unsur utama pasir, seseorang yang bekerja sebagai buruh tambang logam, pemotong batu dan granit, pembuat tembikar, atau pekerja pengecoran logam berisiko menderita silikosis.
        Biasanya gejala timbul setelah pemaparan selama 20-30 tahun. Tetapi pada kasus peledakan pasir, pembuatan terowogan dan pembuatan alat pengampelas sabun, dimana kadar silika yang dihasilkan sangat tinggi, gejala dapat timbul dalam waktu kurang dari 10 tahun.

Pencegahan
- dengan memastikan kadar silika selalu di bawah ambang batas
- membasahi permukaan tanah dan bijih
- memantau kadar silika pada suatu area kerja.
- Mesin-mesin yang berpotensi menimbulkan debu (mis: belt conveyor) juga mesti diberi pelindung agar debu tidak tersebar
- di tambang bawah tanah, ventilasi yang cukup merupakan prasyarat penting untuk mengurangi kadar debu.
- dengan respirator (masker anti debu)

Pengobatan
    Terapi suportif terdiri dari obat penekan batuk, bronkodilator dan oksigen.
Jika terjadi infeksi, bisa diberikan antibiotik. Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah:
- membatasi pemaparan terhadap silika
- berhenti merokok
- menjalani tes kulit untuk TBC secara rutin.

Antrakosis


sumber : tribunnews.com
Latar belakang
Pencemaran udara zaman sekarang sudah mulai merajalela, apalagi kalau sekarang zaman Persero terbatas (PT) udara kotor itu banyak dimana-mana karena kegiatan dari indrustri, kami akan menjelaskan penyakit yang mengenai pernapasan yakni Antrakosis
Pengertian
antrakosis penyakit Pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu batubara pada penambangan. Penyakit ini biasanya ditemukan pada pekerja tambang batubara atau pada pekerja yang banyak melibatkan penggunaan batubara
Gejala
Masa inkubasi penyakit ini bisa tergolong penyakit lama adalah antara 2 – 4 tahun. Seperti halnya penyakit silicosis dan juga penyakit lainnya pneumokonisosi penyakit antrakosis juga ditandai dengan perasaan sesak pada napas. Karena debu batubara terkadang juga terdaftar antrakosis debu silikat penyakit ini sering disertai dengan penyakit silicosis. Jika ini terjadi maka disebut silikoantrakosis. Penyakit antrakosis menjadi berat bila disertai dengan komplikasi atau emphysema yang memungkinkan terjadinya kematian
Vektor
antrakosis penyakit Pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu batubara pada penambangan
Penanganan mengenai Penyakit antrakosis, kini kami menjelaskan mengenai pengobatannya dengan jelly gamat Luxor, Gamat adalah hewan yang hidup di dasar laut.



Proses disosiatif

Proses disosiatif
Proses disosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang dapat merenggangkan hubungan solidaritas antarindividu. Proses disosiatif meliputi persaingan, kontravensi, dan konflik.

a. Persaingan (competition) Persaingan adalah proses sosial dimana individu atau kelompok manusia bersaing mencari keuntungan melalui suatu bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum, dengar. cara menarik perhatian publik atau mem-pertajam prasangka yang ada, tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan. Beberapa bentuk persaingan antara lain persaingan ekonomi, persaingan kebu¬dayaan, persaingan kedudukan dan peranan, serta persaingan ras.
b.    Kontravensi (contravention)
Pada hakikatnya kontravensi merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Kontravensi adalah sikap mental yang tersembunyi terhadap orang-orang lain atau unsur-unsur kebudayaan £olongan tertentu, yang dapat berubah menjadi ^encian, tetapi tidak sampai pada pertentangan pertikaian. Secara umum, bentuk kontravensi meliputi penolakan, keengganan, perlawanan, per-buatan menghalang-halangi, protes, dan mengecewa-kan rencana pihak lain.
c.   Pertentangan/pertikaian (conflict)
hreraksi sosial dalam bentuk pertentangan atau pertikaian terjadi jika masing-masing pihak yang sedang mengadakan interaksi, tidak menemukan kesepahaman mengenai sesuatu, kemudian berlanjut menjadi adu kekuatan, lalu timbul adanya perten¬tangan atau pertikaian. Pertentangan atau pertikaian tersebut dapat bersifat sementara atau terus-menerus.

Proses asosiatif

Proses asosiatif 
Proses asosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang dapat meningkatkan hubungan solidaritas antarindividu. Kerjasama (cooperation)
Kerjasama merupakan bentuk interaksi sosial yang utama. Kerjasama dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Kerjasama ini semakin menguat apabila ada tantangan dari luar kelompoknya. Kerjasama bisa timbul jika terjadi hal-hal berikut.
1)    Orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama.
2)    Kedua belah pihak memiliki sumbangan atau kontribusi untuk memenuhi kepentingan mereka melalui kerjasama.
Kerjasama merupakan bentuk proses sosial yang baik, tetapi bukan kerjasama dalam hal yang negatif, seperti kerjasama ketika para siswa sedang melaku-kan ulangan atau ujian. Apakah kamu melihat ada bentuk kerjasama yang lain di lingkunganmu? Ada beberapa bentuk kerjasama untuk menyelesaikan pekerjaan iru antara lain sebagai berikut.

1)    Kerukunan
Kerukunan adalah hidup berdampingan secara damai dan melakukan kerjasama secara bersama-sama. Kerukunan dapat ditunjukkan dari kegiatan kerja bakti yang dilakukan warga atau secara bergiliran melakukan ronda untuk menjaga keamanan kampung. Kerukunan pada intinya mencakup gotong-royong dan tolong-menolong.
2)    Tawar-menawar (bargaining)
Tawar-menawar adalah bentuk perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih.
3) Kooptasi
Kooptasi adalah kerjasama dalam bentuk mau menerima pendapat atau ide orang atau kelompok lain. Hal itu diperlukan agar kerjasama dapat berlanjut dengan baik.
4. Koalisi
Koalisi adalah bentuk kerjasama antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai kesamaan tujuan. Koalisi dilakukan agar memperoleh hasil yang lebih besar.
5) Joint venture
Joint venture adalah bentuk kerjasama yang dilakukan oleh beberapa perusahaan. Dengan joint venture diharapkan hasil atau keuntungan yang diperoleh dari sebuah usaha akan lebih besar.

b.   Akomodasi (accomodation)
Akomodasi dipergunakan dalam dua arti, yaitu yang  menunjuk pada suatu keadaan dan yang menunjuk pada suatu proses. Akomodasi yang menunjuk pada suatu keadaan, berarti adanya suatu keseimbanga dalam interaksi di antara orang-orang, yang kaitan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sedangkan sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan. Akomodasi mempunyai tujuan sebagai berikut.
1)    Mengurangi pertentangan.
2)    Mencegah pertentangan untuk sementara.
3)    Memungkinkan terjadinya kerjasama.
4)    Mengusahakan peleburan antara kelompok sosia
Akomodasi sebenarnya merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya. Ada beberapa bentuk akomodasi. Bentuk-bentuk akomodasi tersebut antara lain sebagai berikut.
1) Paksaan (coercion)
Paksaan merupakan bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya unsuur paksaan. Paksaan merupakan bentuk akomodasi dengan salah satu pihak berada dalam keadaan yang lemah dibandingkan dengan pihak lawan.
2)    Kompromi
Kompromi adalah bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
3)    Penengah (arbitration)
Adanya penengah (arbitration) atau pihak ketiga merupakan suatu cara unruk mencapai kompromi apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapai penyelesaian. Pertentangan diselesaikan oleh pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak yang bertentangan.
4)    Mediasi
Mediasi menyerupai penengah. Pada mediasi hadirnya pihak ketiga hanya sebagai penasihat belaka. Tugas pihak ketiga adalah memberi nasihat agar para pihak yang bertikai menemukan penye¬lesaian untuk selanjutnya melakukan perdamaian.
5)    Konsilisasi
Konsilisasi adalah suatu usaha mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu tujuan bersama.
6)    Kesabaran
Kesabaran suatu bentuk akomodasi tanpa persetuju-an yang resmi. Pada usaha ini pihak yang berselisih menyadari betapa berselisih itu tidak bermanfaat. Secara perlahan-lahan perselisihan diharapkan akan hilang atau setidaknya berkurang.
7)    Terperangkap (skakmat)
Terperangkap hingga tak dapat bergerak lagi adalah suatu bentuk akomodasi di mana dua pihak yang sedang berselisih yang mempunyai kekuatan seimbang berhenti pada suatu titik tertentu.
8)    Keputusan pengadilan
Keputusan pengadilan adalah penye¬lesaian perselisihan melalui jalan pengadilan. Hal ini dilakukan karena kedua belah pihak mengalami `kesulitan mencari jalan damai.

c.    Asimilasi
Asimilasi adalah penyesuaian sifat-sifat asli yang dimiliki dengan sifat-sifat sekitar. Dalam hal prose? sosial, asimilasi berkaitan dengan peleburan perbeda-an budaya. Proses asimilasi bisa terj adi bila terdapat hal-hal berikut
1)    Perbedaan kebudayaan kelompok-kelompok manusia.
2)    Terjadi pergaulan secara langsung dan intensif.
3)    Ada perubahan kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia dan saling menyesuaikan diri.
Beberapa faktor yang mempermudah asimilasi adalah toleransi, sikap menghargai orang asing, sikap terbuka yang dimiliki para pemimpin, per-samaan unsur-unsur kebudayaan, dan kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi.




Kamis, 10 September 2015

Ekologi

Ekologi

mayoritas dari dinoflagelata berasal dari lautan, tetapi ada beberapa ratus spesies yang lain yang berada di air segar. Dinoflagelata adalah komponen yang penting dari plankton, khusnya pada kondisi hangat sebagai penambahan, beberapa spesies adalah benthic atau terjadi dalam peristiwa simbiotik, diaflagelata memiliki variasi nutrisi yang besar, dari ragenututropik ke bentuk heterotropik yang mana terdapat juga intevertebrata parasit dan ikan atau alga phagocytiza yang lain. Dinoflagelata yang memiliki sistem fotosmtesis dan membutuhkan vitamin disebut autotropi dan yang membutuhkan energi disebut heterotrop.

Pertumbuhan yang cepat dari plankton dinoflagelata mungkin akan menghasilkan warna coklat atau merah perubahan wama air disebut red tides. Red tides biasanya terjadi pada air pesisir pantai dan muara. Beberapa dinoflagelata menghasilkan red tides adalah luminescent Spesics lain mungkin mengandung racun yang dapat dilepaskan kedalam air atau terakumulasi dalam rantai makanan. Dalam beberapa kasus, racun dapat menyebabkan kematian ikan atau menyeliabkan keracunan manusia yang makan makanan yang terkontaminasi oleh moluska atau ikan.

Penyebab dari berkembangnya dinoflagelata dan umunya berhubungan dengan kondisi lokal (LIHAT Adreson et al, 1985; Graneli et al, 1990). Walau bagaimanapun, beberapa pola umum tetap terjadi konsentrasi yang tinggi dari sel yang menghasilkan red tides kadang-kadang diikutipengkayaan dari air dengan adanya upwelling atau runoff. Sekuen yang khas untuk red tide.

Perkecambahan cysts (hinozigot) pada dasar inokulasi wl kedalam air.
Populasi dari peningkatan sel dengan reproduksi aseksual.
Akumulasi sel dekat permukaan sebagai hasil dari phototaxis positif.
Konsentrasi sel mungkin terjadi sebagai hasil dari pergerakan air (dihasilkan oleh onshore wind tide dll )
Reproduksi seksual terjadi dan zigot menjadi cysts, menjaga cadangan pada fase dorman pada dasamya.

Penyimpangan semu hukum Mendel

PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL

Walaupun prinsip-prinsip yang ditemukan Mendel diterima secara umum, namun peneliti-peneliti berikutnya sering menemukan perbandingan fenotif yang aneh, seakan-akan tidak mengikuti Hukum Mendel. Ternyata penyimpangan ini hanya merupakan penyimpangan semu karena pola dasarnya sebenarnya sama dengan hukum Mendel.
Penyimpangan terjadi karena ada beberapa gen saling mempengaruhi dalam menunjukkan fenotif. Perbandingan fenotif dapat berubah, tetapi prinsip dasar dari cara pewarisan, tetap sesuai dengan prinsip-prinsip Mendel.
Macam-macam penyimpangan semu adalah sebagai berikut :

a)       Interaksi beberapa pasang alel
Peristiwa dua gen atau lebih yang bekerja sama atau menghalang-halangi dalam memperlihatkan fenotif. Contoh : Ada empat macam bentuk jengger yaitu sebagai berikut:
1.     Jengger berbentuk ercis atau sumpel (pea), dengan genotip rrP-
2.     Jengger berbentuk mawar atau gerigi (rose), dengan genotif R-pp
3.     Jengger berbentuk biji (walnut), dengan genotif R-P-
4.     Jengger berbentuk belah atau tunggal (single), dengan genotif rrpp
Pada saat dikawinkan ayam berjengger rose dengan pea didapatkan F1 yang semuanya bertipe walnut, perhatikan skema berikut:
P1                     ♀  RRpp (rose)     ><        ♂ rrPP (pea)
Gamet                       Rp                                   rP
F1                                          RrPp (walnut)

Jika disilangkan dengan sesamanya
                          ♀ RrPp (walnut)    ><    ♂ RrPp (walnut)
gamet             RP, Rp, rP, rp                  RP, Rp, rP, rp

F2

RP
Rp
rP
rp
RP
RRPP (walnut)
RRPp (walnut)
RrPP (walnut)       
RrPp (walnut)
Rp
RRPp (walnut) 
RRpp (rose)
RrPp (walnut)
Rrpp (rose)
rP
RrPP (walnut)
RrPp (walnut)
rrPP(pea)
rrPp(pea)
rp
RrPp (walnut)
RRpp(rose)
rrPp (pea)
rrpp ( single)

Berdasarkan diagram di atas perbandingan F2nya adalah sebagai berikut:
Jengger walnut =9
Jengger rose= 3
Jengger pea= 3
Jenger single = 1
Timbulnya fenotip baru yang muncul dari perkawinan antara ayam berjengger walnut dengan sesamanya disebabkan oleh interaksi (saling mempengaruhi) antara gen-gen.

b)       Kriptomeri
Adalah peristiwa pembastaran, dimana suatu faktor dominan tersembunyi oleh suatu faktor dominan lainnya dan baru tampak bila tidak bersama-sama dengan faktor penutup itu. Contoh: persilangan antara bunga merah (AAbb) dengan bunga putih (aaBB). Warna bunga disebabkan oleh adanya zat warna antosianin dalam sitoplasma.
Bila pH rendah (lingkungan asam) akan berwarna merah, dan bila pH tinggi (lingkungan basa) akan berwarna ungu. Bila tidak terdapat zat antosianin, walaupun lingkungan asam atau basa, bunga akan berwarna putih.
A                : mengandung zat warna antosianin
a                : tidak mengandung zat warna antosiani
B                : air sel bersifat basa
b                : air sel bersifat asam
P                :        AAbb (merah)      ><       aaBB (putih)
Gamet        :           Ab                                 aB
F1               :                       AaBb  (ungu)
Gamet        : AB, Ab, aB, ab
F2               : F1  ><  F1


AB
Ab
aB
ab
AB
AABB
AABb
AaBB
AaBb
Ab
AABb
AAbb
AaBb
Aabb
aB
AaBB
AaBb
aaBB
aaBb
ab
AaBb
Aabb
aaBb
aabb

  Maka rasio fenotip dalam kriptomeri antara ungu : merah : putih =  9 :3 : 4



c)       Polimeri
Polimeri adalah pembastaran heterozigot dengan banyak sifat beda yang berdiri sendiri-sendiri tetapi mempengaruhi bagian yang sama dari suatu organisme.
Sebagai contoh adalah pembastaran 2 varietas gandum yang berbiji merah dan berbiji putih
P                :  M1 M1 M2 M2 (merah)  ><   m1m1m2m2 (putih)
Gamet        :        M1 M2                                  m1m2
F1               : M1m1M2m(merah muda)
Gamet        : M1 M2 , M1m2 , m1M2, m1m2
F2                              :  F1    ><   F1


M1 M2
M1m2
 m1M2
m1m2
M1 M2
M1MiM2M2
M1M1M2m2
M1m1M2M2
M1m1M2m2
M1m2
M1M1M2m2
M1M1m2m2
M1m1M2m2
M1m1m2m2
 m1M2
M1m1M2M2
M1m1M2m2
  m1m1 M2M2
m1m1 M2m2
  m1m2
M1m1M2m2
M1m1 m2m2
m1m1 M2m2
m1m1 m2m2
Keterangan :
Semua gandum yang mengandung faktor M berwarna merah, tetapi dengan derajat kemerahan yang bervariasi tergantung dari banyaknya faktor M yang dikandung. Sedangkan yang tidak mengandung faktor M berwarna putih.
Gandum dengan 4 faktor M berwarna merah sekali
Gandum dengan 3 faktor M berwarna merah gelap
Gandum dengan 2 faktor M berwarna merah muda
Gandum dengan 1 faktor M berwarna merah terang
Maka Rasio Fenotif merah : putih = 15 : 1
Peristiwa polimeri pada manusia dapat terjadi pada warna kulit.

4.    Gen Komplementer
Gen komplementer adalah gen-gen yang berinteraksi dan saling melengkapi. Bila salah satu gen tak ada maka pemunculan suatu sifat tidak sempurna atau tertutupi.
Sebagai contoh adanya dua gen untuk sifat warna kulit pada biji jagung yaitu dengan pembastaran jagung berkulit biji tak berwarna (putih) dan berwarna.
C                :  gen penumbuh pigmen
c                :  gen tak penumbuh pigmen
R                :  gen penumbuh enzim pigmentasi kulit biji
r                 :  gen tak mampu penumbuh pigmentasi kulit biji
P                :  CCRR (berwarna)  ><    ccrr (tak berwarna)
Gamet        :     CR                         cr
F1               :               CcRr (berwarna)
Gamet        :   CR, Cr, cR, cr
F2                              :   F1    ><   F1


CR
Cr
cR
cr
CR
CCRR
CCRr
CcRR
CcRr
Cr
CCRr
CCrr
CcRr
Ccrr
cR
CcRR
CcRr
ccRR
ccRr
Cr
CCRr
CCrr
CcRr
ccrr

Keterangan :
·  Kombinasi faktor C dan R menghasilkan kulit jagung berwarna
·  Kombinasi tanpa faktor C ataupun R dan hanya faktor C ataupun faktor R saja menghasilkan kulit biji jagung tidak berwarna
·  Maka rasio fenotip berwarna : tak berwarna =  9 : 7

5.      Epistasis dan Hipostasis
Epistasis dan hipostasis adalah peristiwa di mana dua faktor yang bukan pasangannya dapat mempengaruhi bagian yang sama dari suatu organisme. Faktor pembawa sifat yang menutup disebut epistasis, sedang sifat yang ditutupi disebut hipostasis.
Sebagai contoh adalah pembastaran gandum berkulit hitam dengan gandum berkulit kuning.
P                : HHkk (hitam)          ><            hhKK (kuning)
Gamet        :    Hk                                           hK
F1                              :                          HhKk  (hitam)
Gamet        :  HK, Hk, hK, hk
F2                              :  F1      ><    F1


HK
Hk
hK
hk
HK
HHKK
HHKk
HhKK
HhKk
Hk
HHKk
HHkk
HhKk
Hhkk
hK
HhKK
HhKk
hhKK
hhKk
hk
HhKk
Hhkk
hhKk
hhkk

Keterangan L
·  Faktor H (hitam) dominan terhadap h (putih)
·  Faktor K (kuning) dominan terhadap k (putih)
·  Faktor H menutup faktor K sehingga faktor H disebut Epistasis, dan faktor K disebut Hipostasis.
Dengan demikian maka :
·  Kombinasi yang mengandung faktor H berfenotif hitam
·  Kombinasi faktor K tanpa faktor H berfenotif kuning
·  Kombinasi tanpa faktor K dan H berfenotif putih
Sehingga rasio fenotif antara Hitam : Kuning : Putih = 12 : 3 : 1